Terus terang saya malu untuk mengungkapkan aku sangat suka (mencintai) dia💓. Umpama saya berhasil mengungkapkannya, pasti belepotan dan bahkan kalimat saya terkesan inferior. Yang benar saja 😓. Jangankan berduaan, menemui Bidadari Pengutip itu saja saya tidak berani. Astaghfirullah !!!.
masa, saya adalah pria idaman yang pantas menjadi suaminya ? saya berusaha mencari di pelbagai media sosialnya, namun tidak ada satupun saya melihat dia sudah menikah atau berromansa dengan pria lain.
Saya tidak bisa sabar seperti ini terus. Ada perasaan cinta yang tidak bisa aku bendung walaupun Bidadari Pengutip itu tidak sengaja aku sakit hatinya dengan kekuranganku. Tidak tahu apa yang harus saya lakukan menjadi muncul dalam benak yang tidak dapat aku jamah. Entah, apa yang harus saya lakukan. Aku mencoba berfilsafat agar solusi bisa kudapatkan segera.
Akhirnya, saya mulai menemukannya. Pada fitrahnya manusia ingin memiliki pasangan hidup agar batiniahnya tentram dan rezekinya semakin lancar dan berlimpah. Guna memenuhi hal demikian, manusia tersebut harus berupaya untuk bekerja mencari rezeki baik dari darat, laut dan udara-bahkan kalau perlu dari luar angkasa-dengan harapan selepas manusia tersebut mapan lagi berintegritas, manusia tersebut bisa mempersunting manusia idamannya agar terwujud rezeki yang lancar dan berimpah tersebut.
Lantas saya berkognisi terhadap ayat-ayat kauniyah Allah setelah mengakhiri filosofisasiku. Saya berharap kemapananku dan integritasku kelak mampu mempersunting bidadari penguntip itu. Saya berharap dia adalah bidadari sesungguhnya yang akan menemaniku di jannah-Nya kelak.
😕aduh, sial !
kenapa saya menjadi lebay ?
kelihatannya saya terkena Al-isyq
perasaan saya kacau balau
seperti pasang surut ombak laut.
padahal saya bukan pria idamannya
adapun saya juga sudah menetapkan prioritas wanita idamanku
yang hendak aku jadikan target.
yaa, walaupun dari aspek pesona dia lebih baik, namun saya harus tegas pada diri sendiri-walaupun itu sulit-mengingat saya pernah berkhalwat dengannya.
saya sangat membenci kondisi akibat perihal liberalisasi dan sekulerisasi ini.
Bagaimana jika romansa halalku kelak gagal ? atau bertepuk sebelah tangan ?
Mungkin saya akan menyesal….
Mungkin saya akan sedih….
Atau
Perasaan negatif dan naïf lainnya.
mending saya 😊take it easy saja
Toh, kalau aku tidak sanggup menggenapkan agamaku dengannya, setidaknya dia telah menikahi pria idamannya. Wajar kalau setiap manusia mengingingkan suatu hal yang telah setiap manusia idam-idamkan. Berdoa dan sujud syukur kepada Allah seraya mensyukuri eksistensi romansa mereka akan menjadi rezeki tersendiri bagi saya.
salah satu cara untuk menyikapi wanita tersebut adalah menaati sebagaimana yang Aisyah nasihatkan terhadap saya, yakni upgrade kemapanan dan integritas dengan menitikberatkan Allah SWT.
saya harus menyadari bahwa segala hal yang indah-indah di muka bumi ini pasti ada faedahnya.
Begitulah kehidupan pra-romansa. Sudah sepatutnya saya harus bersyukur terhadap Allah Azzawajallaa agar saya menjadi insan yang diridainya.