/*=== Catatan Kaki ===*/ .caki { border-top: 3px double #444; font-size: 95%; margin-top: 10px; padding-top: 7px; } .caki ul li, .caki ol li { font-size: 95%; }

Sabtu, 21 Januari 2017

Lagi-lagi kesalahanku

Kesalahan saya hari ini adalah :
1. Berkata tidak sopan kepada atasan
2. Bodoh dalam suatu hal lain yang bisa memenuhi kebutuhan orang
3. kurang berusaha sempurna

beban psikosomatis ini menyakitkan

Seminar di Surabaya



Hal yang sangat membahagiakan ketika ada seseorang yang tidak asing bagi saya mengajak saya pergi ke surabaya. Beliau meminta saya untuk datang dalam acara seminar yang diadakan di surabaya. Ternyata beliau menawarkan saya bisnis telekomunikasi. saya sempat kaget dengan profit-profitnya, yakni berkisar antara 7 jt-2oo-an Jt. Sebenarnya profit demikian kecil bagi saya, Namun harus saya syukuri. setidaknya saya ada penghasilan tambahan untuk memenuhi hierarki kebutuhan saya. Saya bosan dengan kehidupan yang tidak efektif dan efisien tersebut. Saya harus berubah. Ini adalah peluang saya. Saya tidak mau menyerah. Ini adalah potensi bagus untuk meningkatkan gaya hidup dan kebutuhan saya, Namun orang-orang cenderung negatif kepada saya. Apakah saya bisa mengubah mindset mereka semua supaya senang dengan produk yang saya tawarkan ? kesempatan langka ini tidak boleh aku sia-siakan. Saya akan mengambil peluang ini agar saya bisa mewujudkan keinginan saya. termasuk keinginan memajukan negara dan bangsa ini. Google memang keren dan hebat, namun sayang-saya tidak bisa mencontoh dan meneladaninya. Kata seseorang, Si Fulan bahwa saya harus membuat tindakan strategis. Apakah saya bisa ?

entahlah, saya tidak akan tahu jika saya mencobanya😊

Sabtu, 14 Januari 2017

Makar, Pemicu Beban Psikosomatis dari Orang Tua Tercinta

kompleksitas hidup pernah saya alami dalam hidup ini. hari ini. walaupun saya terlambat lantaran usia saya 25 Tahun. Mulai dari SD hingga menjadi mahasiswa pelarian saya mendapatkan hikmah dari pendidikan yang saya tempuh. Ternyata HUKUM RIMBA [1]berlaku di negara ini-bahkan dalam lingkup kecil, yakni pranata keluarga. Demikianlah beberapa tahun lalu sebagaimana yang saya alami. Seharusnya blog ini saya tulis sekitar 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 atau 2016 lalu, namun mengingat laptob saya waktu itu begitu lamban lagi lemot akses internetnya dan kualitas resiliensi diri saya begitu fluktuatif dan dominan lebih rendah-sehingga sulit bagi saya untuk mengambil kebijakan efektif dan efisien dalam hidup. Saya menulis judul di atas karena saya merasa tersakiti secara psikis (Psikosomatis). Banyak sekali hal-hal yang membuat saya sedih dalam batin saya. Saya tidak akan menceritakan pengalaman psikosomatisku yang terjadi tatkala mengenyam bangku pendidikan formal walaupun hal demikian juga memberikan sokongan buruk terhadap saya. Saya hanya mengeluarkan segala hal yang ada pada batin saya semata ketika saya berada dalam pranata keluarga sekitar beberapa tahun lalu, yaitu sekitar antara tahun. Suatu hal yang sulit dipercaya bagi saya ketika saya merasakan hal-hal yang menyakitkan dari pranata keluarga ini. Betapa tidak, saya selalu menjadi korban Post Power Syndrome mereka, yakni kedua orang tua ku. 😞😢😢😢Mereka hanya  melihat kegagalan-kegagalanku dan kemudian mengeluarkan kebijakan-kebijakan seenaknya lagi tidak efektif-terlebih efisien yang tidak sesuai dengan konep diriku. Saya sudah terbiasa sakit menerima korban superior mereka dan sok tahu mereka. Lihat yang mereka perbuat ! Mereka seolah-olah membuat berbagai intrik-intrik agar saya gagal dalam berkuliah di kampus. Kalau memang mereka berdua tidak sanggup menguliahkan saya, katakan saja bahwa kalian berdua tidak bisa menguliahkan saya. Adapun saya bisa berkuliah sendiri dengan ikhtiar saya. Namun apa yang mereka lakukan ? mereka menakuti-nakuti saya, me-bully saya dengan kalimat verbal dan tindakan mereka, mengancam kepada saya hingga membuat saya sedih supaya saya tidak boleh kerja sambil berkuliah. Sekarang rasakan akibat dari Post Power Syndrome dan jiwa superior kalian. Akhirnya saya tidak bisa menafkahi kalian karena kalian kalian merendahkan, mencela dan membuat intrik-intrik terhadap saya. Sungguh kebodohan nyata yang bisa aku lihat dari kalian. Kalian hanya bisa menyalahkan saya tanpa menemukan solusi jitu dengan kecerdasan apresiatif kalian😧😧😧😢😢😢. Kalian telah masuk dalam daftar black list saya, yakni Variabel Pengganggu Baru. Pelik atau kompleksnya kehidupan telah menjadikan kalian seperti ini. Ini adalah tantangan hidup bagi saya agar sukses. Saya tidak boleh sedih walaupun dalam kondisi kesusahan. Bill gates pernah berkata bahwa dunia tidak akan mempedulikan harga diri kita. Saya akan terus berusaha mencari, mempelajari, mencoba dan menerapkan suatu hal sebagai solusi atas kedzaliman mereka terhadap saya. Sudah fitrahnya manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Saya bisa memaklumi kalian seraya merasakan beban psikosomatis yang kalian dera pada saya. 


Saya ikhlas atas perbuatan kalian, namun tidak ikhlas secara paripurna.



😦😦😠😠😠saya ubah kondisi pranata merugikan ini menjadi pranata berkah yang mampu menjadikanku manusia seutuhnya-bukan Sand Sack yang bisa seenaknya diberi intimidasi verbal dan non-verbal.
tentu saja, saya juga tidak menafikan nilai karakter dan moral yang baik karena hal demikian begitu penting


[1] Silahkan baca http://kbbi.web.id/hukum




Jumat, 13 Januari 2017

Tentang Blog

Blog ini berisi segala perihal batiniahku. Menulis blog membuatku tentram, nyaman, tenang dan mengenang segala hal yang aku ketahui-baik itu perihal kesedihan, kebahagiaan, cemburu, benci, cinta, kuriositas dan lain sebagainya. Hanya dengan menulis, segala hal yang tidak kita ketahui menjadi kita ketahui. Dengan Menulis, masalah menjadi solusi. Dengan menulis, terikatlah segala hal yang ada pada ayat kauniyah dan ayat kauliyah ini.

Bidadari Pengutip

Terus terang saya malu untuk mengungkapkan aku sangat suka (mencintai) dia💓. Umpama saya berhasil mengungkapkannya, pasti belepotan dan bahkan kalimat saya terkesan inferior. Yang benar saja 😓. Jangankan berduaan, menemui Bidadari Pengutip itu saja saya tidak berani. Astaghfirullah !!!.

masa, saya adalah pria idaman yang pantas menjadi suaminya ? saya berusaha mencari di pelbagai media sosialnya, namun tidak ada satupun saya melihat dia sudah menikah atau berromansa dengan pria lain. 

Saya tidak bisa sabar seperti ini terus. Ada perasaan cinta yang tidak bisa aku bendung walaupun Bidadari Pengutip itu tidak sengaja aku sakit hatinya dengan kekuranganku. Tidak tahu apa yang harus saya lakukan menjadi muncul dalam benak yang tidak dapat aku jamah. Entah, apa yang harus saya lakukan. Aku mencoba berfilsafat agar solusi bisa kudapatkan segera.

Akhirnya, saya mulai menemukannya. Pada fitrahnya manusia ingin memiliki pasangan hidup agar batiniahnya tentram dan rezekinya semakin lancar dan berlimpah. Guna memenuhi hal demikian, manusia tersebut harus berupaya untuk bekerja mencari rezeki baik dari darat, laut dan udara-bahkan kalau perlu dari luar angkasa-dengan harapan selepas manusia tersebut mapan lagi berintegritas, manusia tersebut bisa mempersunting manusia idamannya agar terwujud rezeki yang lancar dan berimpah tersebut.

Lantas saya berkognisi terhadap ayat-ayat kauniyah Allah setelah mengakhiri filosofisasiku. Saya berharap kemapananku dan integritasku kelak mampu mempersunting bidadari penguntip itu. Saya berharap dia adalah bidadari sesungguhnya yang akan menemaniku di jannah-Nya kelak.

😕aduh, sial !
kenapa saya menjadi lebay ?


kelihatannya saya terkena Al-isyq
perasaan saya kacau balau 


seperti pasang surut ombak laut.
padahal saya bukan pria idamannya
adapun saya juga sudah menetapkan prioritas wanita idamanku
yang hendak aku jadikan target.
yaa, walaupun dari aspek pesona dia lebih baik, namun saya harus tegas pada diri sendiri-walaupun itu sulit-mengingat saya pernah berkhalwat dengannya.
saya sangat membenci kondisi akibat perihal liberalisasi dan sekulerisasi ini.



Bagaimana jika romansa halalku kelak gagal ? atau bertepuk sebelah tangan ?

Mungkin saya akan menyesal….

Mungkin saya akan sedih….

Atau

Perasaan negatif dan naïf lainnya.

mending saya 😊take it easy saja

Toh, kalau aku tidak sanggup menggenapkan agamaku dengannya, setidaknya dia telah menikahi pria idamannya. Wajar kalau setiap manusia mengingingkan suatu hal yang telah setiap manusia idam-idamkan. Berdoa dan sujud syukur kepada Allah seraya mensyukuri eksistensi romansa mereka akan menjadi rezeki tersendiri bagi saya. 


salah satu cara untuk menyikapi wanita tersebut adalah menaati sebagaimana yang Aisyah nasihatkan terhadap saya, yakni upgrade kemapanan dan integritas dengan menitikberatkan Allah SWT.

saya harus menyadari bahwa segala hal yang indah-indah di muka bumi ini pasti ada faedahnya. 

Begitulah kehidupan pra-romansa. Sudah sepatutnya saya harus bersyukur terhadap Allah Azzawajallaa agar saya menjadi insan yang diridainya.